SURVEY IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Pemberlakuan kurikulu 2013 adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindari ini merupakan suatu usaha pemikir pendidikan untuk meningkatkan hasil dan kwalitas pendidkan di indonesia hal ini di dasari oleh beberapa pertimbangan dan latar belakang pengembangan kurikulum nasional 2013 yang merupaka salah satu tantangan internal dan eksternal (kementrian pendidikan dan kebudayaan 2013 ).Tentang internalsehubungan dengan isi delapan standar nasional pendidikan yang telah berjalan dan faktor perkembangan pengetahuan dan pegagogik.
Perubahan kurikulum nasional pendidikan
(formal) di suatu negara tidak dapat
dipisahkan dari konteks yang melatar
belakanginya. Kajian-kajian di beberapa
negara baik di Asia, Eropa maupun Amerika
(David: 2008) memberikan gambaran bahwa
kebijakan pendidikan tentang kurikulum
sekolah berhubungan erat dengan kepentingan
politik pendidikan nasional terhadap
situasi dan konteks yang mendukungnya.
Demikian pula pemberlakuan Kurikulum Nasional
2013 di Indonesia untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah, pengembangannya
didasari oleh beberapa pertimbangan
dan latar belakang.
Pengembangan Kurikulum Nasional
2013 dilakukan karena adanya tantangan internal
maupun tantangan eksternal (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013).
Tantangan internal sehubungan kondisi
delapan standar nasional pendidikan yang telah
berjalan dan faktor perkembangan
penduduk Indonesia menjelang 100 tahun Indonesia
merdeka.
Tantangan eksternal berkaitan
dengan tantangan masa depan, kompetensi
yang diperlukan di masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogik, serta berbagai fenomena negatif
yang mengemuka. Hasil studi PISA (Program
for International Student Assessment)
menunjukkan perlu ada perubahan orientasi
kurikulum dengan tidak membebani peserta
didik dengan konten namun pada aspek kemampuan
esensial yang diperlukan semua
warga negara untuk berperan serta dalam
membangun negara pada masa mendatang
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2012:9). Selain itu, fenomena negatif akibat
kurangnya karakter yang dimiliki peseta didik
menuntut pemberian pendidikan karakter dalam
pembelajaran. Pernyataan tersebut
didukung persepsi masyarakat bahwa pembelajaran
terlalu menitikberatkan pada kognitif,
beban peserta didik terlalu berat, dan kurang
bermuatan karakter.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 160 Tahun
2014 tentang pemberlakuan Kurikulum Nasional
Tahun 2006 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan Kurikulum Nasional
2013, dalam pasal 4 dinyatakan bahwa satuan
pendidikan dasar dan menengah dapat
melaksanakan Kurikulum Nasioal Tahun
2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran
2019/2020. Pasal tersebut memberikan
dasar bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
akan dijalankan maksimal pada tahun
2020, jadi setelah tahun 2020 akan dijalankan
Kurikulum Nasional 2013. Dalam pasal 2 (1)
juga telah dijelaskan bahwa satuan pendidikan
dasar dan pendidikan menegah yang telah
melaksanakan Kurikulum Nasional 2013
selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum
Nasional 2013, sementara pasal 2 (2)
dijelaskan bahwa satuan pendidikan dasar dan
pendidikan menangh yang melaksanakan Kurikulum
Nasional 2013 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan satuan pendidikan
rintisan penerapan Kurikulum Nasional
2013.
Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan menjadi Kurikulum Nasional
2013 tersebut harus disikapi secara bijaksana.
Jangan sampai penolakan terhadap kurikulum
baru berpengaruh pada kualitas guru dan
proses pembelajaran karena peran guru sangatlah
penting dalam proses pembelajaran.
Stronge (2006:1) mengatakan, “Without capable,
high quality teachers in America’s
classrooms, no educational reform effort can
possibly succeed. The core of education is
teaching and learning; and the teachinglearning
connection works best when we have
effective teachers working with every student
everyday.” Tanpa kemampuan dan kualitas
yang baik dari seorang guru, upaya-upaya
perbaikan dalam bidang pendidikan tidak
mungkin berhasil. Inti dari pendidikan adalah
proses pembelajaran, dan proses pembelajaran
hanya akan berhasil ditangan guru yang
berkualitas. Hal tersebut sejalan dengan Sistem
Pendidikan Nasional (2012) menyatakan
sedikitnya ada dua faktor besar dalam keberhasilan
Kurikulum Nasional 2013.
Faktor
penentu pertama yaitu kesesuaian kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum
dan buku teks. Faktor penentu kedua
yaitu faktor pendukung yang terdiri dari tiga
unsur, yaitu, pertama ketersediaan buku sebagai
bahan ajar dan sumber belajar yang
mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum;
kedua penguatan peran pemerintah dalam
pembinaan dan pengawasan; dan ketiga
penguatan manajemen dan budaya sekolah.
Kurikulum Nasional 2013 menuntut
guru untuk melaksanakan pembelajaran yang
berbasis tematik integratif. Guru juga dituntut
untuk tidak hanya memiliki kompetensi
profesional, tetapi juga harus memiliki kompetensi
pedagogik, sosial, dan kepribadian.
METODE
Penelitian ini dirancang dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan gejala secara holistikkontekstual
melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrumen kunci. Adapun lokasi
dalam penelitian ini adalah Sekolah
Menengah Pertama yang mengimplementasikan
Kurikulum Nasional 2013 di Jawa
Timur, sedangkan subjek penelitian adalah
guru-guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial pada Seklah Menengah Pertama yang
telah mengimplementasikan Kurikulum
Nasional 2013. Instrumen yang digunakan
untuk memperoleh data adalah pedoman
wawancara. Sedangkan teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan melalui 1)
Observasi, 2) Focus Group Discussion
(FGD), 3) wawancara mendalam, dan 4)
telaah dokumen. Analisa data dalam
penelitian ini disusun dengan mengadopsi
teknik analisis data kualitiatif yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu analisa
model interaktif (interactive model of
analysis). Analisis ini menggunakan tiga
tahap, yaitu: (a) reduksi data, (b) penyajian
data, (c) penarikan kesimpulan dan verifikasi
data.
HASIL
Permasalahan Guru Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dalam Implementasi
Kurikulum Nasional 2013
Berdasarkan hasil Focus Group Discussion
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
menjadi kendala atau masalah-masalah bagi
guru dalam impelmentasi Kurikulum Nasional
2013 antara lain: pertama belum siapnya
guru di lapangan dalam penerapan kurikulum
2013 hal tersebut ditandai oleh beberapa indikator
berikut, yaitu; (a) nama Ilmu Pengetahuan
Sosial menjadikan guru Ilmu Pengetahua
Sosial harus menguasi banyak materi
dari Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi,
dan padahal mereka berasal dari lulusan salah
satu disiplin ilmu saja, sehingga mereka belum
siap dalam penguasaan isi/materi; (b) jarak
antara pembekalan dengan pelaksanaan
terlalu singkat, dalam arti guru belum sempat
untuk mencerna hakikat Kurikulum Nasional
2013, namun sudah harus melaksanakannya,
sehingga guru belum terlalu siap dalam
mengimplementasikan Kurikulum Nasional
2013 dan ditambah dengan fasilitas di sekolah
yang sangat jauh dari apa yang dituntut oleh
Kurikulum Nasional 2013; (c) keterampilan
teknologi guru juga masih kurang, apalgi
guru yang sudah senior, padahal Kurikulum
Nasional 2013 guru dituntut untuk menguasai
teknologi dan informatika, terbukti ketika wali
kelas memasukkan nilai di rapot, rata-rata
mereka bingung dengan aplikasi yang telah
diberikan, akhirnya nilainya yang keluar adalah
90 semua; (d) karena belum siap maka dalam
praktek hanya menjiplak saja dan contohcontohnya
belum diubah.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu
masih banyak berbagai permasalahan yang
dihadapi guru-guru Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam mengimplementasikan Kurikulum Nasional
2013, seperti: 1) belum siapnya guruguru
di lapangan dalam arti sosialisasi Kurikulum
Nasional 2013 dan pelatihanpelatihan
terlalu singkat, sehingga guru merasa
belum siap; guru-guru mata pelajaran IPS
berasal dari latar belakang salah satu disiplin
ilmu, sehingga merasa kesulitan dalam
mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial; keterampilan
penggunaan teknologi sebagian besar
guru masih relatif rendah; fasilitas terkait
dengan informasi dan teknologi yang tersedia
di sekolah masih relatif terbatas; 2) Guru
masih mengalami kesulitan dalam membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan, walaupun
sudah ada silabus dan buku guru; 3)
Guru masih mengalami kesulitan dalam
penilaian atau evaluasi.
Oleh sebab itu besar harapan dari guruguru
kepada pemerintah untuk melakukan
pengkajian ulang Kurikulum Nasional 2013
diantaranya: (1) perlunya penyederhanaan dalam
penilaian; (2) untuk membuat tematik
dibutuhkan sebuah tempat atau model yang
wujudnya nyata, misalnya laboratorium Ilmu
Pengetahuan Sosial; (3) bagaimana memprioritaskan
antara kedalaman materi dengan
kemampuan berpikir siswa; (4) diharapkan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
semula hanya 4 Jam Pelajaran bisa ditambah
menjadi 6 Jam Pelajaran; (5) Perlunya
menyamakan mindset tentang Kurikulum Nasional
2013.
DAFTAR RUJUKAN
Alawiyah, F. 2014. Kesiapan Guru dalam
Implementasi Kurikulum 2013.
Jurnal Info Singkat Kesejahteraan
Sosial I(VI): 9-12.
David L. Grossman, Wing On Lee, dan Kerry
J. Kennedy (eds.). (2008). Citizenship
Curriculum in Asia and
The Pacific. Hong Kong: CERC
The University Hong Kong and
Springer.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2012.
Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta:
Puskur-Kemendiknas.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2012.
Bahan Uji Publik Kurikulum
2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2013.
Bahan Ajar Pengelolaan
Pembelajaran Tematik Terpadu.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1992. Qualitative
Data Analysis: an Expanded
Source Book. Thousant
Oaks CA : Sage Publication
Inc.
Stronge, J.H. (2006).
Teacher evaluation and
school improvement: improving
the educational landscape. In
James H. Stronge (Ed.). Evaluating
teaching.
Thousand Oaks:
Crown Press.
Sari, A.R, dkk. 2014. Implementasi Kebijakan
Kurikulum SMPN 10 di
Kota Pontianak. Jurnal Tesis
PMIS UNTAN PSIAN.
Kendala utama pada setiap sekolah memang tergolong sama.. Dan itulah yang menjadi tantangan dan resiko yg harus kita hadapi bersama.. Jalanin dengan ikhlas dan terus berbuat yg terbaik
BalasHapusaslmkum ... Menurut bapak bagaimana sebaiknya agar permasalahan2 yang dihadapi Guru saat ini bisa teratasi dengan baik?Terima kasih...
BalasHapusKendala yang di hadapin guru semua nya sama akan tetapi jika guru bisa profesional dalam mengajar insyaallah pasti lebih baik. Terutama dalam kurikulum pada saat ini.
BalasHapusKendala yang di hadapin guru semua nya sama akan tetapi jika guru bisa profesional dalam mengajar insyaallah pasti lebih baik. Terutama dalam kurikulum pada saat ini.
BalasHapusPerubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini memang merupakan suatu langkah maju dari pemerintah Indonesia untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan berkualitas. Baik dan berkualitas ini ditinjau dari segi penguasaan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan juga dimilikinya karakter yang mampu memperbaiki citra bangsa Indonesia yang bermartabat.
BalasHapusada dua faktor penentu keberhasilan kurikulum nasional, antara lain Faktor kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks, bisakah anda meneyebutkan contoh dari faktor tersebut?
BalasHapusKesiapan guru dalam mengimplementasikan k_13 sangat menentukan perjalanan K-13 ke depannya.
BalasHapusKurikulum 2013, menuntut guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Artinya, guru harus menjadi manusia pembelajar. Permasalahannya, masih banyak guru yang belum mau menjadi manusia pembelajar. Padahal, seorang guru dituntut untuk terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya, terlebih setelah diberlakukannya kurikulum 2013.
BalasHapusKurikulum 2013 sudah dilaksanakan di sekolah tetapi masih ada kendala seperti pendistribusian buku yang belum merata di sekolah. Bagaimana sekolah mengatasi hal ini?
BalasHapusmengacu pada permasaahan-permasalahan tersebut ,pastinya pemerintah harus mengubh atau pling tidak memudahkan pelaksanaan kurikulum 2013 ini,jika yang ingin di capai adalah keterampilan sebagai hasil yang paling bnyk di harapkan pada sekolah dasar akan lebih baik jika dlm penilaian juga tidak terlalu di pusingkan dengan format-format penilaian yg menyulitkan,dan dalam hal ini juga guru ke dpannya di tuntut tidak hanya cerdas tetapi juga adaptip terhadap perubhan kurikulum 2013 ini,trma ksih...
BalasHapusass, menurut saya dengan adanya dukungan dari semua pihak, maka semua kendala dan masalah yang ada dalam kurikulum saat ini dapat teratasi dengan baik
BalasHapusHasil maksimal suatu pelaksanaan kurikulum tidak bisa di peroleh secara cepat dan instan,namun perlu beberapa proses dan waktu.Karena itu kita perlu terus berusaha membuat kurikulum menjadi sempurna dan labih baik dari waktu ke waktu tanpa kenal lelah apalagi putus asa.
BalasHapusPenilaian sikapdapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, penilaian diri, dan penilaian antarteman, selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas.
BalasHapusApakah dengan waktu yang terbatas semua KD bisa "tertuntaskan"?
BalasHapusKurikulum 2013 mengharuskan tenaga pendidik lebih kreatif dan inopatif juga Harus dapat mengoperasikan IT, guna menambah pengetahuan bidang pendidikan pada masa sekarang, yg berguna utk yg Alan datang...wslm...
BalasHapusMemang masalah yang dihadapi semua sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 sama pada dasarnya akar permasalahannya ada pada penguasaan IT, pemahaman kurikulum, dan pendistribusian buku untuk itu perlu pembinaan terhadap kemampuan guru menggunakan IT, pemberian pemahaman terhadap kurikulum 2013, melalui KKG dan pendistribusian buku dengan penggandaan sendiri dengan master nya mengunduh dari intrnet
BalasHapusPerubahan kurikulum jgn menjadi kendala dalam proses pembelajaran kita sebagai guru harus siap dengan semua kondisi
BalasHapusJadi penilaian pada kurikulum 2013 dapat dilaksanakan salah satunya dengan cara variatif misalnya melalui observasi, tulisan, lisan, penugasan, praktek, dan fortofolio.
BalasHapus